Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam – Apakah masih ingat ketika kita masih belajar di sekolah bahwa kita pernah belajar mengenai pantun, syair, dan gurindam?
Ya, ketiganya merupakan bagian dari karya sastra atau puisi lama yang di dalamnya kita dapat mengekspresikan sebuah perasaan dan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan melalui karya tulis.
Meskipun ketiganya tergolong ke dalam puisi lama, namun faktanya di antara ketiganya ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar seperti halnya perbedaan cerpen dan novel.
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Secara garis besar, perbedaan antara pantun, syair, dan gurindam terletak pada:
- Jumlah kata dalam tiap baris
- Jumlah baris pada setiap bait
- Struktur
- Rima
- Isi atau kandungan
Lantas apa saja perbedaannya? Berikut adalah hal-hal yang membedakan antara pantun, syair, dan gurindam berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya.
Pantun
Pantun merupakan salah satu puisi lama yang ada di Indonesia yang diperkenalkan dalam bahasa nusantara. Jika dilihat berdasarkan sejarahnya, pantun berasal dari Minangkabau ‘patuntun’ yang berarti penuntun.
Sedangkan di Jawa, pantun lebih dikenal dengan sebutan parikan. Sementara di tanah Pasundan, pantun disebut dengan paparikan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis pantun, seperti pantun humor, pantun nasihat, pantun teka-teki, dan lain-lain.
Meskipun di tiap daerah menyebut pantun dengan nama yang berbeda-beda, namun ternyata pantun memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu:
- Terdiri dari 4 baris dalam setiap baitnya
- Memiliki sajak a-b-a-b atau a-a-a-a
- Setiap baris umumnya terdiri dari 8-12 suku kata
- Baris pertama dan kedua disebut sampiran
- Baris ketiga dan keempat adalah isi
Syair
Syair juga tergolong ke dalam puisi lama yang berfokus pada irama dari sajak. Berbeda dengan pantun yang berasal dari Indonesia, syair berasal dari bahasa Arab, yaitu syu’ur yang berarti perasaan. Seiring berjalannya waktu, kata syu’ur kemudian berkembang menjadi syi’ir yang berarti puisi.
Kita dapat mengetahui syair dengan melihat ciri-cirinya, yaitu:
- Tiap bait pada syair terdiri dari 4 baris
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
- Bahasa yang digunakan pada syair merupakan bahasa kiasan
- Memiliki sajak a-a-a-a
- Syair berisi tentang kisah yang di dalamnya terdapat nasihat
- Keseluruhan baris merupakan isi
- Sebuah karya sastra yang berasal dari Arab
Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang hanya memiliki 2 bait. Menilik dari sejarahnya, gurindam berasal dari bahasa Tamil, India, yaitu kirindam yang dapat diartikan menjadi asal mula, mula-mula, atau dapat juga diartikan sebagai perumpamaan.
Karya sastra gurindam memiliki ciri-ciri seperti:
- Setiap baitnya hanya terdiri dari 2 baris
- Baris pertama merupakan sebab, sedangkan baris kedua adalah akibat
- Sajak a-a
- Pada tiap barisnya terdapat 10-14 suku kata
- Berisi tentang nasihat dan kata-kata mutiara
Karmina
Selain pantun, syair, dan gurindam, terdapat salah satu karya sastra atau puisi lama lainnya, yaitu karmina. Karmina atau pantun kilat atau pantun dua seuntai, merupakan pantun yang hanya terdiri dari 2 baris saja serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Hanya terdiri dari 2 baris pada tiap baitnya.
- Bersajak a-b
- Setiap baris terdiri dari 9-12 suku kata
- Baris pertama berupa sampiran, sedangkan baris kedua adalah isi
- Karmina berisi tentang ejekan, sindiran, dan cemoohan
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka kita dapat menyimpulkan perbedaan ketiga karya sastra ini, yaitu:
- Jumlah kata
Pada pantun terdiri dari 8-12 suku kata, sementara pada syair terdiri dari 8-12 suku kata, sedangkan pada gurindam terdiri dari 10-14 suku kata.
- Jumlah baris
Pantun dan syair umumnya terdiri dari 4 baris, sementara pada gurindam terdiri dari 2 baris.
- Struktur
Struktur pantun pada baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi. Ini berbeda dengan syair yang mana semua barisnya adalah isi.
Adapun pada gurindam, isi atau maksudnya adalah terdapat pada baris kedua. Hal ini karena baris kedua berisi jawaban yang diakibatkan masalah atau perjanjian yang terdapat pada baris pertama.
- Rima akhir baris
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pantun pada umumnya memiliki rima a-b-a-b, syair a-a-a-a, serta untuk gurindam berima a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
- Kandungan isi
Salah satu bagian terpenting untuk mengetahui beda dari pantun, syair, dan gurindam adalah dengan melihat kandungan isinya.
Umumnya pantun berisi tentang nasihat maupun teguran secara tidak langsung yaitu dengan cara menggunakan kata-kata yang menghibur. Kandungan isi di dalam syair biasanya juga berupa nasihat, namun juga berisi tentang filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.
Berbeda dengan pantun dan syair, gurindam lebih mengandung nilai-nilai kehidupan atau nilai-nilai moral.
Baca Juga : Perbedaan Drama dan Teater
Persamaan Pantun, Syair dan Gurindam

Selain memiliki perbedaan, ketiga karya sastra ini juga memiliki persamaan. Di bawah ini adalah persamaannya.
- Ketiga karya sastra ini tidak dapat diketahui siapa pengarangnya
- Penyampaiannya bersifat turun-temurun, yaitu dari mulut ke mulut
- Kandungan isi pada ketiganya berupa nasihat
- Termasuk dalam jenis sastra yang kaku, karena tidak terikat oleh aturan-aturan jumlah kata dalam tiap baris dan juga jumlah baris dalam setiap bait
- Pengulangan kata pada awal dan akhir sajak biasanya disebut dengan rima
Contoh Pantun, Syair, dan Gurindam

Agar kita lebih memahami tentang ketiga karya sastra tersebut, berikut adalah contoh-contohnya.
Contoh Pantun
Ke apotek membeli obat
Toko Indo menjual pulsa
Jika kita ingin selamat
Berdoalah Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Contoh Syair
Meski kaya jangan menghina
Karena harta adalah titipan-Nya
Jangan lupa terus berdoa
Agar selamat untuk selamanya
Contoh Gurindam
Jika kita terus berusaha
Maka sukses di depan mata
Setelah kita membahas tentang perbedaan dan persamaan antara pantun, syair, dan gurindam lengkap beserta contohnya, kini kita tentu telah memahami hal-hal mendasar yang terdapat pada puisi lama tersebut bukan? Semoga artikel ini dapat dijadikan referensi dan semoga bermanfaat.